Amins Berbagi Ilmu Manajemen

SAMARINDA— Wali Kota Samarinda Achmad Amins menegaskan, sejak manusia membuka mata, sejak itu pula mereka sudah memerlukan manajemen. Hal ini menandakan, begitu pentingnya ilmu manajemen dalam berbagai hal.
“Ilmu manajemen akhir-akhir ini sudah menjadi bagian penting dan perlu dipelajari khusus, serta harus dipertajam,” ujar Amins ketika tampil sebagai pembicara pada National Training of Management Leadership 2007. Training yang diperuntukkan bagi Himpunan Mahasiswa Manajemen (HMJ) Fakultas Ekonomi se-Indonesia ini dilaksanakan di gedung serbaguna Fakultas Ekonomi Unmul, Senin (4/6).



Wali kota yang membawakan makalah berjudul “Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah” ini merincikan, ilmu manajemen sangat diperlukan, baik ilmu sosial, eksakta, bisnis, pemerintahan, pembangunan, dan masih banyak lagi.

“Kalau manajemen negara juga tidak beres, tunggu saja kehancurannya. Begitu pula organisasi lainnya, negara, mahasiswa, pemuda, masyarakat, jika manajemen tidak beres, pasti akan hancur,” tegas wali kota yang saat ini sedang melanjutkan S3 di Unmul.

Wali Kota di hadapan 7 delegasi HMJ dari 7 Universitas se-Indonesia, di antaranya Unhas, Unlam, Undip, Unibraw, Unmul (tuan rumah), juga memaparkan sejarah otonomi daerah serta hubungan antarpemerintah daerah dengan pusat.

Dalam paparannya lagi, disebutkan, sesuai UU No 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam pasal 5, penerimaan daerah dalam pelaksanaan desentralisasi terdiri atas pendapatan daerah dan pembiayaan, sedangkan pendapatan daerah bersumber dari pendapatan asli daerah, dana perimbangan, dan lainnya.

“Tapi, kalau dicermati lebih dalam terhadap jenis dan ruang lingkup wewenang yang telah diberikan kepada daerah untuk menggali sumber-sumber PAD-nya, didapati hampir semua sumber-sumber pendapatan yang diserahkan adalah sumber-sumber yang kurang menguntungkan,” imbuhnya.

Sebagai konsekuensi logis terhadap rendahnya PAD, katanya, dapat dimengerti bila pemerintah daerah mendudukkan alokasi dana dari pemerintah pusat sebagai sumber utama menutupi kekurangan anggaran belanja daerah, yang akhirnya telah mengekalkan ketergantungan daerah kepada pusat.

“Harus diketahui, PDRB Kaltim tertinggi, tapi peredaran uang dan fiskal tertinggal. kontribusi ke pusat juga besar, dan Kaltim disebut daerah kaya, tapi listrik sering mati, jalannya berlubang-lubang. Segitiga emas Jakarta itu, duitnya Kaltim,” urai wali kota dengan semangat.

Selain memaparkan materi, wali kota juga mampu menjawab dengan gamblang seluruh pertanyaan yang diajukan dari 6 mahasiswa pada sesi tanya-jawab. Misalnya, dampak positif dari otonomi daerah, menurutnya, dengan otonomi pendidikan sudah mulai maju dan UKM terus berkembang dengan suntikan-suntikan dana bergulir.

“Dulu, Kaltim ini disebut Kalimantan Tidur, tapi sekarang dengan otonomi ini, pembangunan terus berjalan. Ini juga diawali dengan peningkatan jumlah APBD,” tandasnya.(hms6)


Previous
Next Post »

Selamat Datang Sahabat....
Silahkan tinggalkan komentar dan saran


Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon

Thanks for your comment