Hidup adalah perjuangan”, istilah itulah yang mungkin paling 
tepat untuk mendeskripsikan makna dari sebuah kehidupan. Maka setiap 
manusia yagn hidup di dunia ini tidak akan pernah lepas dari berbagai 
jenis perjuangan. Jika seorang manusia ingin hidup tanpa mau berjuang, 
maka sama saja ia sedang mengharapkan sebuah kematian untuk 
menjemputnya.  
Di dalam ajaran Islam, Allah swt mengatakan di dalam 
Al Quran bahwa manusia diciptakan tidak lain hanyalah untuk 
mengabdi/beribadah kepada Allah swt. Artinya, jika ada manusia yang 
tidak mau beribadah kepada Allah swt maka ia tidak patut untuk hidup.
Ibadah
 kepada Allah swt, itulah perjuangan hidup yang diajarkan di dalam 
Islam. Islam tidak mengajarkan umatnya untuk bermalas-malasan. Islam 
mengajarkan umatnya untuk berjuang, karena Islam mengajarkan bahwa Allah
 swt tidak akan merubah nasib suatu kaum melainkan kaum itu sendirilah 
yang harus berjuang untuk merubahnya. Sama saja dengan seorang karyawan 
yang direkrut untuk bekerja, kalau dia tidak mau bekerja maka berhenti 
saja menjadi karyawan.
Satu hal yang identik dengan perjuangan 
adalah adanya cobaan. Cobaan adalah salah satu bagian dari setiap 
perjuangan yang tidak dapat dihindarkan, pasti dialami dan dirasakan 
oleh setiap manusia dalam perjalanan hidup.
Cobaan memang 
terkadang terasa sangat berat, sehingga banyak sekali manusia yang 
merasa sangat menderita manakala mendapatkan cobaan dari Allah swt. 
Bahkan ada pula yang nekat mengakhiri hidupnya karena tidak mampu untuk 
bertahan dengan cobaan yang tengah dialaminya.
Umat muslim tidak 
pantas bersikap demikian. Putus asa dan terjebak dalam duka yang tak 
berkesudahan bukanlah sifat seorang muslim. Seorang muslim hendaknya 
senantiasa optimis dan berpikiran positif. Berbaik sangka kepada yang 
telah memberikan cobaan, yaitu Allah swt adalah jalan terbaik yang 
diajarkan oleh Islam. Karena sesungguhnya Allah swt akan menjawah sesuai
 dengan prasangka hamba-Nya. Jika hambanya berprasangka buruk, maka 
keburukanlah yang akan diterimanya. Namun, jika hambanya senantiasa 
berbaik sangka maka Allah swt pun akan memberikan kebaikan kepadanya. 
Hal ini sebagaimana firman Allah swt di dalam sebuah hadits qudsi yang 
artinya:
 “Aku (akan memperlakukan hamba-Ku) sesuai dengan persangkaannya kepadaku.” (HR. Bukhari no. 7066 dan Muslim no. 2675, lihat kitab Faidhul Qadiir, 2/312 dan Tuhfatul Ahwadzi, 7/53)
Islam
 telah mengajarkan kepada umatnya bahwa tidak ada sesuatu apapun yang 
telah diciptakan di dunia ini melainkan pasti ada manfaatnya. Tidak ada 
yang diciptakan dengan sia-sia, dan tidak ada pula yang diciptakan tanpa
 tujuan. Allah swt telah memperhitungkannya dengan sangat sempurna. 
Bahkan Islam mengajarkan bahwa setiap cobaan itu merupakan salah satu 
bentuk pembersih dari dosa-dosa yang telah diperbuat, cobaan merupakan 
tanda cinta dari Allah swt. Semakin Allah swt mencintai seorang hamba 
maka semakin banyak cobaan yang akan diberikan-Nya. Hal itu tidak lain 
hanyalah untuk semakin meningkatkan rasa cinta dan kedekatan umatnya 
kepada-Nya. 
Islam memandang cobaan sebagai suatu pelajaran yang 
bernilai positif, bukan sebagai satu hal yang negatif. Begitulah 
kacamata Islam, selalu mengajarkan untuk melihat dengan kacamata 
positif. Cobaan merupakan gudang hikmah yang sangat berharga. Banyak 
hikmah yang dapat dipetik melalui sebuah cobaan, di antaranya adalah:
Cobaan adalah Pembersih
Dalam
 kacamata Islam, cobaan yang menimpa seorang muslim sebenarnya adalah 
bukti kasih sayang Allah swt kepada umat-Nya. Karena, dengan cobaan 
itulah Allah swt akan membersihkan seseorang dari dosa-dosanya yang 
telah overload. Kalau dosa-dosa tersebut tidak dibersihkan, tentu saja akan mencelakakan manusia tersebut.
Pembersihan
 dilakukan oleh Allah swt untuk mengurangi siksa Allah swt yang pedih di
 akhirat kelak. Allah swt pun tidak menginginkan hamba-Nya menemui-Nya 
dalam keadaan penuh dengan dosa, sehingga Allah swt membersihkan atau 
menghisapnya terlebih dahulu. Itulah salah satu bentuk kasih sayang 
Allah swt kepada umat-Nya. Dan itulah salah satu wujud indahnya berada 
di dalam naungan Islam. Rasulullah saw bersabda:
“Orang yang 
paling banyak mendapatkan ujian/cobaan (di jalan Allah Ta’ala) adalah 
para Nabi, kemudian orang-orang yang (kedudukannya) setelah mereka 
(dalam keimanan) dan orang-orang yang (kedudukannya) setelah mereka 
(dalam keimanan), (setiap) orang akan diuji sesuai dengan 
(kuat/lemahnya) agama (iman)nya, kalau agamanya kuat maka ujiannya pun 
akan (makin) besar, kalau agamanya lemah maka dia akan diuji sesuai 
dengan (kelemahan) agamanya, dan akan terus-menerus ujian itu (Allah 
Ta’ala) timpakan kepada seorang hamba sampai (akhirnya) hamba tersebut 
berjalan di muka bumi dalam keadaan tidak punya dosa (sedikitpun)” 
(HR. At Tirmidzi no. 2398, Ibnu Majah no. 4023, Ibnu Hibban 7/160, Al 
Hakim 1/99 dan lain-lain, dishahihkan oleh At Tirmidzi, Ibnu Hibban, Al 
Hakim, Adz Dzahabi dan Syaikh Al Albani dalam Silsilatul Ahaadits Ash 
Shahihah, no. 143)
Penyempurna Keimanan
Dalam
 ajaran Islam, cobaan merupakan salah satu media yang dapat 
menyempurnakan keimanan seseorang. Karena, kesempurnaan iman dapat 
dilihat dari keitiqomahannya untuk tetap taat kepada Allah swt baik 
dalam keadaan senang maupun susah.
Rasulullah saw bersabda mengenai bagaimanakah sifat seorang muslim yang sebenarnya, yang artinya:
 “Alangkah
 mengagumkan keadaan seorang mukmin, karena semua keadaannya (membawa) 
kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada pada seorang mukmin; jika 
dia mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan 
baginya, dan jika dia ditimpa kesusahan dia akan bersabar, maka itu 
adalah kebaikan baginya.” (HR. Muslim no. 2999)
Mengingatkan Umatnya
Islam
 juga menganggap cobaan sebagai alarm pengingat pesan bagi seluruh 
umatnya. Dengan cobaan itulah, Allah swt senantiasa mengingatkan manusia
 bahwa mereka itu adalah makhluk yang lemah, tiada daya dan upaya 
kecuali atas izin dan kehendak Allah swt. Tidak ada yang patut 
dibanggakan atau disombongkan. Rasulullah saw telah berfirman yang 
artinya:
 “Jadilah kamu di dunia seperti orang asing atau orang yang sedang melakukan perjalanan.” (HR. Bukhari no. 6053)
Hadits
 di atas jelas sekali mengingatkan umat Islam bahwa hidup ini hanyalah 
ibarat sebuah perjalanan, yang suatu saat pasti akan berakhir atau 
mencapai tempat tujuannya, yaitu kampung akhirat.
Dengan adanya 
cobaan, maka umat muslim akan senantiasa diingatkan bahwa di dunia ini 
tidak ada yang kuat dan tidak ada pula yang abadi. Semua akan kembali 
kepada Allah swt.

 
.jpg)
 
Selamat Datang Sahabat....
Silahkan tinggalkan komentar dan saran
Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon