Saudaraku, salah satu bentuk kasih sayang Allah swt terhadap hamba-hamba-Nya adalah Allah swt menghadirkan satu bulan penuh Ramadhan dalam nuansa full ibadah dan ketaatan. Boleh jadi sebelas Bulan selainnya kita mentuhankan kebendaan. Bisa juga di luar Ramadhan kita tidak dekat dengan Allah swt, Al Qur’an, dan kebiasaan amal shaleh lainnya. Dalam satu Bulan penuh ini kita dikondisikan untuk hidup secara seimbang secara materi maupun ruhani, secara fisik maupun spiritual bahkan kesadaran sosial.
Semoga amaliyah Ramadhan mampu mengantarkan kita pada predikat insan taqwa, yang akan mendapat jaminan kemulyaan dari Allah swt. Karena itu kita harus bergiat dalam mengoptimalkan Bulan ini dengan sungguh-sungguh dengan mengetahui teknik meraih sukses Ramadhan:
6. Memahami karakteristik-karakteristik Ramadhan, diantaranya adalah:
a. Bau tidak sedap yang keluar dari mulut orang yang berpuasa di sisi Allah SWT adalah lebih baik dari pada minyak misik.
Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ وَلَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ (رواه البخاري)
Dari Abu Hurairah -radhiyallahu ‘anhu- dari nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- beliau bersabda: “Semua amal manusia adalah miliknya, kecuali puasa, sesungguhnya ia adalah milik-Ku dan Aku yang akan memberikan balasannya, dan sungguh, bau tidak sedap mulut orang yang berpuasa di sisi Allah SWT lebih wangi dari pada parfum misik (H.R. Bukhari).
Ibnu Rajab Al-Hanbali berkata: “Orang yang berpuasa pastilah mulutnya akan mengeluarkan bau yang tidak sedap bagi manusia, sebab perutnya sedang kosong, akan tetapi, karena hal ini terjadi dalam rangka taat kepada Allah SWT, maka di sisi Allah SWT adalah lebih wangi daripada bau misik, sama halnya dengan darah orang yang mati syahid, pada hari kiamat ia akan menghadap Allah SWT dengan luka-luka yang dideritanya, warnanya warna darah, namun bau yang dikeluarkannya lebih wangi daripada minyak misik”. (Lathaiful Ma’arif, h. 277).
Lebih lanjut Ibnu Rajab menjelaskan:
“Bau wangi mulut orang yang berpuasa di sisi Allah SWT itu mempunyai dua arti, yaitu:
(1) Karena puasa adalah sesuatu yang rahasia antara seorang hamba dengan Allah SWT di dunia, maka di akhirat Allah SWT akan menampakkannya secara terbuka di hadapan semua makhluq.
(2) Siapa saja yang taat kepada Allah SWT, lalu dari ketaatannya ini muncul hal-hal yang oleh manusia tidak disukai, maka sesungguhnya segala hal yang muncul darinya yang tidak disukai manusia itu adalah sesuatu yang disukai Allah SWT di akhirat”. (Lathaiful Ma’arif dengan diringkas).
b. Setiap hari para malaikat memintakan pengampunan bagi orang-orang yang berpuasa.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ - رضي الله عنه - قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أُعْطِيَتْ أُمَّتِي خَمْسَ خِصَالٍ فِي رَمَضَانَ لَمْ تُعْطَهَا أُمَّةٌ قَبْلَهُمْ ، خُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ ، وَتَسْتَغْفِرُ لَهُمْ الْمَلَائِكَةُ حَتَّى يُفْطِرُوا ، وَيُزَيِّنُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ كُلَّ يَوْمٍ جَنَّتَهُ ، ثُمَّ يَقُولُ يُوشِكُ عِبَادِي الصَّالِحُونَ أَنْ يُلْقُوا عَنْهُمْ الْمَئُونَةَ وَالْأَذَى وَيَصِيرُوا إِلَيْكِ وَيُصَفَّدُ فِيهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِينِ فَلَا يَخْلُصُوا إِلَى مَا كَانُوا يَخْلُصُونَ إِلَيْهِ فِي غَيْرِهِ وَيُغْفَرُ لَهُمْ فِي آخِرِ لَيْلَةٍ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَهِيَ لَيْلَةُ الْقَدْرِ قَالَ لَا وَلَكِنَّ الْعَامِلَ إِنَّمَا يُوَفَّى أَجْرَهُ إِذَا قَضَى عَمَلَهُ (رواه أحمد)
Dari Abu Hurairah -radhiyallahu ‘anhu- ia berkata: Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- beliau bersabda: “Pada bulan Ramadhan umatku diberi lima hal yang tidak pernah diberikan kepada umat sebelumnya; bau tidak sedap mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah SWT daripada minyak misik, para malaikat memintakan pengampunan untuk mereka sehingga mereka berbuka, setiap hari Allah SWT mempercantik surga, kemudian berfirman: “hampir-hampir para hama-Ku yang shalih mendapati berbagai beban dan rasa sakit, dan akhirnya mereka sampai kepadamu (surga), para syetan dibelenggu, sehingga mereka tidak mampu mencapai sesuatu yang di luar Ramadhan mereka mampu mencapainya, dan pada akhir Ramadhan Allah SWT memberikan pengampunan, ditanyakan kepada Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- apakah malam yang dimaksud adalahlailatul qadar? Beliau -shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: bukan, akan tetapi, setiap pekerja jika telah menyelesaikan kerjanya niscaya akan diberikan upahnya secara penuh”. (H. R. Ahmad).
c. Setiap hari surga berhias dan mempercantik diri dalam rangka menyambut kedatangan orang-orang yang berpuasa.
d. Pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan syetan-syetan dibelenggu.
e. Pada bulan Ramadhan terdapat satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan, siapa saja yang mendapatkannya berarti ia telah mendapatkan segala kebaikan dan siapa yang terhalang untuk mendapatkannya berarti ia benar-benar orang yang terhalang dari segala kebaikan.
Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ -رضي الله عنه - قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ فَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِينِ لِلَّهِ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ (رواه النسائي)
Dari Abu Hurairah -radhiyallahu ‘anhu- ia berkata: “Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda: “Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang membawa berkah, Allah SWT telah mewajibkan puasa pada siang harinya, pintu-pintu surga di buka, pintu-pintu neraka ditutup dan syetan-syetan dibelenggu, pada bulan ini ada satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan, siapa yang terhalang dari kebaikannya berarti benar-benar terhalang”. (H.R. An-Nasa-i).
f. Pada malam terakhir Ramadhan, Allah SWT memberikan pengampunan kepada orang-orang yang berpuasa.
g. Pada setiap malam Ramadhan ada orang-orang yang dibebaskan Allah SWT dari neraka.
Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ - رضي الله عنه - قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ صُفِّدَتْ الشَّيَاطِينُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ وَفُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ وَيُنَادِي مُنَادٍ يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنْ النَّارِ وَذَلكَ كُلُّ لَيْلَةٍ (رواه الترمذي وابن ماجه)
Dari Abu Hurairah -radhiyallahu ‘anhu- ia berkata: “Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda: ‘Jika awal Ramadhan tiba, syetan-syetan dan jin-jin pembangkang dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup, sehingga tidak satu pun pintu yang dibuka, dan pintu-pintu surga dibuka, sehingga tidak satu pun ditutup, dan ada seorang penyeru berkumandang: ‘Wahai para pencari kebaikan, silakan datang dan wahai pencari keburukan silakan surut, dan Allah SWT mempunyai orang-orang yang dimerdekakan dari neraka, dan hal ini terjadi pada setiap malam’”. (H.R. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).
7. Merasakan bahwa ibadah puasa adalah ibadah yang khas, sebab ia menjadi milik Allah SWT dan Dia-lah yang akan memberikan pahalanya kepada kita setelah kita berada di surga.
Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ وَلَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ (رواه البخاري)
Dari Abu Hurairah -radhiyallahu ‘anhu- dari nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- beliau bersabda: “Semua amal manusia adalah miliknya, kecuali puasa, sesungguhnya ia adalah milik-Ku dan Aku yang akan memberikan balasannya, dan sungguh, bau tidak sedap mulut orang yang berpuasa di sisi Allah SWT lebih wangi dari pada parfum misik (H.R. Bukhari).
8. Mengetahui tingkat kesungguhan para sahabat -radhiyallahu ‘anhum- dan salaf shalih dalam meningkatkan ibadah dan segala bentuk ketaatan pada bulan Ramadhan ini.
Pada bulan yang mulia ini para sahabat nabi berlomba-lomba dalam melakukan berbagai kebaikan, baik dalam bentuk shalat malam, tilawatil Qur’an, membantu fakir miskin, memberi buka kepada orang-orang yang berpuasa dan bahkan berjihad fi sabililllah.
9. Mengetahui bahwa ibadah puasa akan memberi syafaat kepada yang melakukannya. Sebagaimana telah dijelaskan dalam pembahasan keutamaan-keutamaan puasa Ramadhan.
10. Mengetahui bahwa bulan Ramadhan dalah syahrul Qur’an dan syahrush-shabr (bulan Al-Qur’an dan bulan kesabaran).
Dengan mengetahui keistimewaan-keistimewaan ini, niscaya akan terbangun semangat dan motivasi kita untuk memperbanyak ibadah pada bulan yang mulia ini.
Allah SWT berfirman:
وَفِيْ ذَلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُوْنَ (المطففين: 26)
Dan pada yang demikian ini hendaklah orang-orang saling berkompetisi (Q.S. Al-Muthaffifin: 26).
Semoga Allah SWT berikan taufiq, hidayah dan kekuatan kepada kita semua untuk bisa memaksimalkan bulan Ramadhan tahun ini, dan semoga kita semua diberi kesempatan untuk bertemu Ramadhan ba’da Ramadhan dalam keadaan yang terbaik, amin. Allahu A’lam
Selamat Datang Sahabat....
Silahkan tinggalkan komentar dan saran
Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon