TAUHID dalam
pandangan agama merupakan akar yang melandasi setiap tindakan, ucapan
dan perbuatan manusia. Kekokohan dan tegaknya tauhid mencerminkan
luasnya pandangan, timbulnya semangat beramal dan lahirnya sikap
optimistik. Sehingga tauhid dapat digambarkan sebagai sumber segala
perbuatan (amal shaleh) manusia.
Secara etimologis, kalimat tauhid berasal dari kata wahhada, yuwahhidu, tauhidan yang
berarti tunggal (satu) atau esa. Sedangkan secara termenologis, tauhid
adalah mengesakan Tuhan (Allah) dari segala sesuatu. Yang artinya, dalam
kalimat ini mengandung dua hal, yaitu afirmasi dan negasi. Afirmasi
berarti peneguhan, pemutlakan dan meyakini Allah yang Maha Esa.
Sedangkan Negasi adalah meniadakan, menisbikan selain Allah Yang Maha
Esa dan segala petunjuk yang datang kecuali dari otoritas-Nya. Dalam hal
ini tauhid disebut sebagai pembebas “membebaskan manusia dari penyembahan manusia atas manusia kembali kepada penyembahan kepada Allah”. Tauhid merupakan komitmen manusia kepada Allah sebagai fokus segala hormat, rasa syukur dan sebagai satu-satunya sumber nilai.”
Kalimat tauhid adalah la ilaha illa allah atau biasa disebut dengan kalimat thayyibah, menyimbulkan bahwa tidak ada tuhan selain Allah. Formulasi pendek dari kalimat ini adalah berani menyatakan tidak kepada
setiap sesembahan lain dan kebathilan serta ketidakbenaran. Bertauhid
berarti meniadakan segala sesuatu yang datang dari selain Allah. Maka kalimat tauhid adalah mengimani (faith) kepada Allah secara totalitas. Tauhid juga menuntut dideklarasikannya dalam muara kehidupan yang lebih nyata (historis-empiris).
Istilah Tauhid
Kalimat tauhid mempunyai persamaan-persamaan (sinonim) yang sejenis. Ada beberapa kalimat seperti Ilmu Kalam, Ushuluddin, dan Aqidah. Ilmu Kalam merupakan
ilmu yang mempelajari tentang ketuhanan, atau sebuah ucapan (sabda)
atau kata-kata manusia dalam mempertautkan pendapat, bersilat dengan
kata-kata (diplomatis). Ilmu kalam sebenarnya membicarakan tentang sabda
Tuhan. Atau tepatnya kalimat itu mengandung unsur otoritas wahyu
sebagai syari’ah, tuntunan dan pedoman hidup bagi manusia
Sedangkan kalimat Ushuluddin berakar dari ushul (dasar-dasar atau pokok-pokok) dan din (agama),
yakni ilmu yang mempelajari tentang dasar-dasar agama. Kalimat ini
membicarakan mengenai keyakinan terhadap agama sebagai dasar dan
pegangan hidup manusia pula. Adapun Aqidah berasal dari kata aqada yang artinya ikatan dua utus tali dalam satu buhul sehingga menjadi tersambung. Aqad berarti
pula janji, karena janji merupakan ikatan kesepakatan antara dua orang
yang mengadakan perjanjian. Aqidah berarti membenarkannya, yang membuat
jiwa tenang dan menjadi kepercayaan yang bersih dari kebimbangan dan
keraguan.[1]
Perspektif Umat Islam
Di
kalangan Islam, tauhid menjadi perdebatan yang cukup serius. Perdebatan
itu berkisar pada tataran semantik. Kalau kita lihat, terdapat dua
kelompok yang saling bersilang pendapat dalam memahami tentang tauhid
(teologi). Mereka yang berlatar belakang tradisionalis memandang bahwa teologi sebagai ilmu kalam, yaitu
suatu ilmu yang disiplin yang mempelajari tentang ilmu ketuhanan,
bersifat abstrak, normatif, dan skolastik. Sementara mereka yang
terlatih dalam tradisi Barat, katakanlah cendekiawan muslim yang tidak
mempelajari Islam dari studi-studi formal, lebih melihat teologi sebagai
realitas dalam perspektif ketuhanan, jadi merupakan refleksi-refleksi
empiris.
Kalangan pertama lebih menekankan pada kajian ulang mengenai ajaran-ajaran normatif dalam pelbagai karya kalam klasik,
sementara kalangan kedua cenderung menekankan perlunya reorientasi
pemahaman keagamaan pada realitas kekinian yang empiris. Jadi, pihak
pertama mengajak pada upaya untuk melakukan reflektif-normatif, pihak
kedua lebih pada reflektif aktual dan empiris. Karena itu, dewasa ini
yang paling menarik adalah pihak kedua, yang berarti harus merumuskan
suatu teologi baru yang lebih aktual atau disebut Teologi Transformatif.[2]
Tauhid sebagai Pilar Ilmu Sosial Profetik
Sebetulnya
formulasi tauhid adalah terletak pada realitas sosial. Apapun
bentuknya, tauhid menjadi titik sentral dalam melandasi dan mendasari
aktivitas. Tauhid harus diterjemahkan ke dalam realitas
historis-empiris. Ajaran agama harus diberi tafsir baru yang lebih
konstektual dan elaboratif sesuai dengan konteks ruang dan waktu.
Tauhid harusnya dapat menjawab semua problematika kehidupan modernitas,
dan merupakan senjata pamungkas yang mampu memberikan alternatif yang
lebih anggun dan segar.
Tujuan
tauhid adalah memanusiakan manusia. Karena itu, dehumanisasi merupakan
tantangan tauhid yang harus dikembalikan kepada tujuan tauhid. Ilmu
sosial profetik berusaha memberikan jalan untuk mengubah berdasarkan
cita-cita profetik etik. Jadi, tujuannya adalah memberikan perubahan
terhadap masyarakatnya. Perubahan itu didasarkan pada cita-cita profetik
yang diderivasikan dari misi historis sebagaimana tertera dalam surat Ali Imran ayat 110, Engkau
adalah umat terbaik yang diturunkan di tengah manusia untuk menegakkan
kebaikan, mencegah kemungkaran dan beriman kepada Allah.
Kontowijoyo
memberikan tiga muatan dalam ayat tersebut di atas sebagai
karakteristik ilmu sosial profetik, yakni kandungan nilai humanisasi,
liberasi dan transendensi. Tujunnya supaya diarahkan untuk merekayasa
masyarakat menuju cita-cita sosial-etiknya di masa depan.[3]
Lebih lanjut Kuntowijoyo menjelaskan humanisasi adalah
memanusiakan manuasia. Menurutnya, era sekarang ini banyak mengalami
proses dehumanisasi karena masyarakat industrial ini menjadikan kita
sebagai bagian dari masyarakat abstrak tanpa wajah kemanusiaan. Apalagi di tengah mesin-mesin politik dan mesin-mesein pasar. Sementara ilmu teknologi juga berkecenderungan reduksionistik yang melihat manusia secara parsial.
Tujuan liberatif adalah
liberalisasi bangsa dari kekejaman kemiskinan, keangkuhan teknologi,
dan pemerasan kelimpahan. Kita menyatu rasa dengan mereka yang miskin,
yang terperangkap dalam kesadaran teknokratis, dan mereka yang tergususr
oleh kekuatan ekonomi raksasa. Kita ingin bersama-sama membebaskan diri
dari belenggu yang kita bangun sendiri.
Adapun tujuan transendensi adalah
menambah dimensi transendental dalam kebudayaan. Kita sudah banyak
menyerah arus hedonisme, materialisme, dan budaya yang dekaden. Kita
percaya sesuatu harus dilakukan, yaitu membersihkan diri dengan
mengingatkan kembali dimensi transendental yang menjadi bagian sah dari
fitrah kemanusiaan.
Tauhid; Semangat Perjuangan
Ketika
tauhid dipahami sebagai pandangan hidup, maka salah satu konsekuensinya
adalah tauhid menjadi sumber semangat ilmiah. Pemahaman ini tentu tidak
sekedar didasarkan pada pengetahuan tauhid sebagai landasan dan pijakan
semata-mata, melainkan lebih jauh lagi bahwa tauhid menjadi titik
sentral yang melahirkan semangat perjuangan.
Dalam
konteks perjuangan, tauhid merupakan kekuatan yang menopang segala
aktifitas yang akan kita lakukan. Tauhid sebagai semangat ilmiah, maka
dapat didekati dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan teologis dan
pendekatan filosofis. Pendekatan teologis berarti kita dituntut untuk
memiliki commitment personal (keterpanggilan pribadi), loyalitas (kesetiaan) dan sebagai actor sekaligus spectator. Sementara
pendekatan filosofis berarti kita dituntut untuk peka terhadap issu
sosial keagamaan, dan sekaligus meresponsnya melalui aksi nyata.
Dua
pandekatan tersebut di atas adalah bagaimana kita mendasarkan tauhid
sebagai sumber cita-cita dan semangat perjuangan. Setiap perjuangan yang
akan dilakukan harus mendatangkan sebuah kemaslahatan bukan sebuah
kemadharatan.
Visi
tauhid adalah membentuk masyarakat yang mengejar nilai-nilai utama dan
mengusahakan keadilan, yang pada gilirannya memberikan inspirasi
manusia-tauhid untuk mengubah dunia sekelilingnya agar sesuai kehendak
Allah. Sedangkan misi tauhid adalah membentuk serangkaian tindakan agar
kehendak Allah tersebut terwujud menjadi kenyataan dan ini merupakan
bagian integral dari komitmen itu. Sehingga menjadi wajib bagi kita
untuk menegakkan suatu orde sosial yang adil dan etis, berdasarkan
al-Qur’an dan as-Sunnah. Akhirnya cita-cita tauhid adalah terbentuknya
keseimbangan dunia dan akhirat.
Selamat Datang Sahabat....
Silahkan tinggalkan komentar dan saran
Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon