Lebih lanjut DR Yusuf Al-Qardhawi menambahkan sebab2 terjadinya penyimpangan pemikiran tsb, sbb :
3. TERPERANGKAP ALIRAN MATERIALISME
Aliran materialisme menjadikan interpretasi atas segala sesuatu berdasar-kan materi semata-mata, apa yang dapat ditangkap oleh panca-indra harus diterima, sementara apa yang diluar itu adalah nonsense yang tidak perlu digubris apa lagi difikirkan.
Aliran materialisme ini kemudian berkembang dan menafikan segala sesuatu yang bersifat norma dan akhlaq, menganggapnya sebagai kepura-puraan (dengan menyelewengkan arti kata munafiq) dan pada fase finalnya adalah mengingkari segala yang ghaib.
Ajaran materialisme lalu masuk ke segala bidang, pepatah time is money tidak lagi memperdulikan apakah uang tersebut halal atau haram, pernikahan tidak lagi ditujukan untuk bersama-sama melaksanakan ridho Allah SWT sekuat tenaga, tetapi mengedepankan nilai materi semata, pendidikan lebih mengutamakan pada konsumsi akal semata dan membiarkan kegersangan batin dan ruhani.
4. BAHAYA ALIRAN SEKULARISME
Ajaran sekularisme berawal pada abad pertengahan, setelah Barat belajar pengetahuan dari Islam, maka bermunculanlah para ilmuwan dan pakar dengan berbagai teori (yang kemudian ditentang oleh para agamawan disana), yang berbuntut pada terjadinya peperangan antara ilmuwan dengan agamawan dan berakibat pembantaian besar-besaran terhadap para ilmuwan, dengan penyaliban dan pembakaran (termasuk yang terbunuh diantaranya Galileo Galilei di pengadilan Roma, dll). Karena para ilmuwan berada pada kebenaran, maka drama ini diakhiri dengan pemberontakan besar-besaran menentang gereja yang berakibat lahirnya ajaran sekularisme, yang memisahkan agama dari ilmu pengetahuan dan memisahkan agama dari hukum dan negara.
Sejarah lahirnya sekularisme di Barat yang demikian pahit dan melahirkan permusuhan pada agama dapat difahami. Tetapi beberapa pertanyaan yang crucial dan perlu dijawab adalah : Apa kesalahan Islam sehingga ia juga harus turut menanggung akibatnya ? Apakah karena ajaran Islam bertentangan dengan ilmu pengetahuan, sehingga keduanya perlu dipisahkan ? Bukankah dalam sejarah Islam tidak pernah terjadi samasekali pertentangan antara agama dan ilmu pengetahuan sebagaimana yang terjadi di Barat ? Bukankah ditangan para intelektual Islamlah berkembangnya ilmu pengetahuan dan akhlaq secara bersama-sama, yang kemudian dipelajari dan dikembangkan oleh para sarjana di Barat (ilmu pengetahuannya saja dengan meninggalkan akhlaq) sehingga melahirkan peradaban modern saat ini ? Sekularisasi disatu sisi mengandung kebaikan jika tujuannya adalah untuk melakukan spesialisasi ilmu pengetahuan sesuai dengan bidang ilmu masing-masing. Tetapi akan sangat berbahaya jika tujuannya adalah untuk memisahkan agama dari ilmu pengetahuan, karena anggapan bahwa agama tidak ilmiah dan tidak sesuai dengan logika. Ada bagian dalam agama yang memang bukan bagian kajian dari sains, tetapi bagian yang lainnya sangat sesuai dan dapat dijadikan sebagai dasar bagi kajian ilmiah (pembahasan ini akan lebih diperdalam dalam bab Al-Qur’an dan IPTEK).
Lebih berbahaya lagi jika agama dipisahkan dari kehidupan sehari-hari, sehingga setiap orang bebas untuk berbuat maksiat walaupun ia muslim, tanpa seorangpun boleh mencegahnya. Ini jelas bertentangan dengan prinsip Islam yang menganjurkan amar ma’ruf dan nahi munkar dan hadits Nabi SAW : “Ubahlah kemunkaran itu dengan tanganmu, jika tidak mampu maka dengan lisanmu dan jika tidak mampu maka dengan hatimu, tapi itu adalah selemah-lemah iman”. Sebagai seperangkat aturan dan norma, agamapun membutuhkan pengakuan dan institusi dari pemerintah yang menjamin pemberlakuan sanksi bagi pelanggar-pelanggarnya, hal ini demi terpeliharanya sustainability eksistensi dan orisinalitas ajarannya.
5. SUPERIORITAS ATAS BANGSA LAIN
Kelemahan suatu kelompok, suku, ras, atau bangsa adalah jika ia sudah merasa lebih tinggi dari bangsa yang lain, sehingga menganggap bangsa lain sebagai bangsa yang boleh direndahkan dan dieksploitasi. Superioritas Jerman dengan ras Arianya telah melahirkan rezim Nazisme Hitler dengan korban yang besar, superioritas kulit putih Australia menimbulkan penindasan terhadap bangsa Aborigin sebagai bangsa asli benua tersebut, superioritas kulit putih Amerika telah menjadi alat penindasan terhadap bangsa kulit hitam (Ku Klux Clan) dan
Indian Amerika. Kesemua kesombongan kebangsaan dan ras itulah yang telah mengukir lembaran hitam dalam sejarah manusia dengan penjajahan yang dilakukan bangsa Barat selama ratusan tahun terhadap bangsa Timur serta menimbulkan dua perang terbesar dunia dengan korban jutaan manusia.
Hal lain yang merupakan kelanjutan dari sikap superioritas Barat atas bangsa lain ini adalah politik hegemoni Barat atas bangsa lain. Dijadikannya PBB sebagai alat oleh Amerika dan Barat untuk melanggengkan kepentingannya, serta lembaga keuangan dunia untuk menjadi penekan bagi negara-negara berkembang membuktikan sikap ini.
Next
« Prev Post
« Prev Post
Previous
Next Post »
Next Post »
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Selamat Datang Sahabat....
Silahkan tinggalkan komentar dan saran
Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon