Masih ingatkah engkau kan cerita raja
Ketika ia berseru ke segara rakyatnya
“Bawalah sesendok madu untukku”
“Agar terkumpul seluruhnya di dalam kuali raksasa”
Sebagai ujian kesetiaan dan bukti penghormatan
Dan mereka semua berbisik
Biarlah kubawa sesendok air
Yang tak kan mengubah madu
Menjadi air semata
Dan mereka tidak menyadarinya
Hingga akhirnya kuali madu raja
Hanya berisi air persembahan rakyatnya
Tiada madu yang menjadi harapan
Tiada madu bukti kesetiaan
Layaklah raja menangis sedih
Agar sempurna isi kualinya
Ditambah sekendi air mata
Ketika madu adalah persembahan terbaik
Sebuah ikhtiar istimewa untukmu yang kusebut
Sahabatku..
Karena aku ingin mengenalmu
Memahamimu agar menjadi hikmah bagiku
Menerimamu untuk mengisi kuali dirimu
Dengan sikap terbaik lagi berkhasiat
Seperti madu
Apa yang kuisi untukmu
Tak kan pernah mengubah kualimu
Menjadi segunung berlian dan mutiara
Ketika madu yang kuberi
Kualimu tetap kualimu
Tetapi kau bisa menemukan sejuta khasiat dari madunya
Ketika air yang kuberi
Karena kupikir kualimu sudah berisi madu
Yang kapanpun bisa kuminta
Maka saat itu aku tidak sadar
Bahwa sesungguhnya setetes yang kuberikan
Adalah sesuatu yang sangat berarti
Meski kualimu tak kan penuh dengannya
Engkau seperti raja pemilik sejuta perhiasan
Tetapi sama seperti diriku
Engkau pun memiliki kuali kosong
Harapanmu sama dengan harapanku
Ingin sekali di antara kita
Saling mengisi kuali-kuali persahabatan
Yang hampa tanpa pengertian
Yang gelap tanpa nasihat
Yang dalam tanpa hikmah
Yang sepi tanpa tawa
Sahabatku…
Hanya sesendok madu yang kuharapkan
Semoga tetes demi tetesnya kan bersatu
Menjadi segara madu yang tak perlu kugenapkan
Dengan sekendi air mataku