Yang penting, fungsi dasar seperti berselancar internet, memutar musik, melihat film dan foto, hingga aplikasi office terpenuhi. Ultra-low cost laptop Eee PC produksi Asus, misalnya, dijual dengan kisaran harga Rp2.950.000 hingga Rp3.550.000 per unit. Dengan harga yang bahkan lebih murah dari komputer Desktop, harapannya makin banyak orang bisa mengakses teknologi informasi dan komputerisasi.
Dengan layar 7 inci dan berat kurang dari satu kilogram, Asus Eee PC sudah dilengkapi koneksi Wi-Fi, modem internal, memori 512 MB, serta harddisk2-4 GB. Ukurannya yang kompak membuat laptop ini praktis untuk mengakses internet atau bekerja di mana pun. Di kafe, di mobil, ataupun di kantor.
Menurut pakar Teknologi Informasi (TI) Ridho Sri Wisnu, tren laptop berharga terjangkau ini ke depannya bakal terus bergulir. Mereka yang memeriahkan adalah merek-merek atau pabrikan dalam negeri. "Kini produk dalam negeri sudah mampu menawarkan fitur low end dengan harga di bawah lima jutaan," ujar Wisnu.
Ia lantas mencontohkan merek Axioo, BYON, Ion, dan Zyrex yang diakui buatan Tanah Air. "Itu karena suku cadangnya sudah memenuhi kuantitas untuk dinyatakan sebagai produk dalam negeri oleh pemerintah," tambah pria dua anak ini. Kendati demikian, dengan harga cukup murah Wisnu mewanti-wanti agar pengguna tidak terlalu berharap banyak soal fitur.
"Fitur-fitur yang ada hanya cukup untuk pemakaian standar saja. Misalnya untuk home office application. Pekerjaan mengedit foto atau memainkan game mungkin bisa, tapi kurang memadai. Harga segitu ya harus sabar saja," paparnya sembari tertawa.
Ia sendiri sempat mencoba langsung Asus Eee PC. Hasilnya? "Kalau untuk user seperti saya, tersiksa sekali," kenangnya. Setelah pemakaian satu bulan, laptop dari Asustek Computer tersebut dijual lagi. "Dari segi storage saja sudah sangat terbatas, media tampilan juga kurang memuaskan," keluhnya.
Laptop-laptop berharga murah memang tak banyak menyajikan fitur mewah. Kendati demikian, cukup banyak yang sudah puas menggunakannya.
Senior Marketing PT Yummy Food Utama Sofyan Ramassyah, misalnya, bangga dengan BYON M31W yang baru saja dia beli. "Mulanya saya ingin membeli laptop merek terkenal tapi bekas. Tapi ternyata, uang yang saya punya cukup untuk beli laptop buatan lokal yang cukup terjangkau," paparnya.
"Di samping harganya murah, fiturnya cukuplah buat orang kantoran seperti saya. Paling cuma buka Word dan Excel untuk bekerja, atau Power Point buat presentasi. Jadi fungsinya benar-benar untuk mobile," jelas pria yang akrab disapa Pian ini.
Menurutnya, citra buruk tentang laptop murah tak selamanya benar. Semua tergantung kebutuhan, seberapa banyak penggunaan laptop di luar komputer Desktop. "Kalau dibandingkan dengan yang branded jelas beda. Tapi lihat sisi baiknya, fitur yang didapat hampir sama kan," ujar Pian yang mengaku sering diledek teman sekantor.
Fitur yang paling disukainya adalah chatting menggunakan webcam di kamera bawaan 1.3 MB.
Contact 081364726575
Dengan layar 7 inci dan berat kurang dari satu kilogram, Asus Eee PC sudah dilengkapi koneksi Wi-Fi, modem internal, memori 512 MB, serta harddisk2-4 GB. Ukurannya yang kompak membuat laptop ini praktis untuk mengakses internet atau bekerja di mana pun. Di kafe, di mobil, ataupun di kantor.
Menurut pakar Teknologi Informasi (TI) Ridho Sri Wisnu, tren laptop berharga terjangkau ini ke depannya bakal terus bergulir. Mereka yang memeriahkan adalah merek-merek atau pabrikan dalam negeri. "Kini produk dalam negeri sudah mampu menawarkan fitur low end dengan harga di bawah lima jutaan," ujar Wisnu.
Ia lantas mencontohkan merek Axioo, BYON, Ion, dan Zyrex yang diakui buatan Tanah Air. "Itu karena suku cadangnya sudah memenuhi kuantitas untuk dinyatakan sebagai produk dalam negeri oleh pemerintah," tambah pria dua anak ini. Kendati demikian, dengan harga cukup murah Wisnu mewanti-wanti agar pengguna tidak terlalu berharap banyak soal fitur.
"Fitur-fitur yang ada hanya cukup untuk pemakaian standar saja. Misalnya untuk home office application. Pekerjaan mengedit foto atau memainkan game mungkin bisa, tapi kurang memadai. Harga segitu ya harus sabar saja," paparnya sembari tertawa.
Ia sendiri sempat mencoba langsung Asus Eee PC. Hasilnya? "Kalau untuk user seperti saya, tersiksa sekali," kenangnya. Setelah pemakaian satu bulan, laptop dari Asustek Computer tersebut dijual lagi. "Dari segi storage saja sudah sangat terbatas, media tampilan juga kurang memuaskan," keluhnya.
Laptop-laptop berharga murah memang tak banyak menyajikan fitur mewah. Kendati demikian, cukup banyak yang sudah puas menggunakannya.
Senior Marketing PT Yummy Food Utama Sofyan Ramassyah, misalnya, bangga dengan BYON M31W yang baru saja dia beli. "Mulanya saya ingin membeli laptop merek terkenal tapi bekas. Tapi ternyata, uang yang saya punya cukup untuk beli laptop buatan lokal yang cukup terjangkau," paparnya.
"Di samping harganya murah, fiturnya cukuplah buat orang kantoran seperti saya. Paling cuma buka Word dan Excel untuk bekerja, atau Power Point buat presentasi. Jadi fungsinya benar-benar untuk mobile," jelas pria yang akrab disapa Pian ini.
Menurutnya, citra buruk tentang laptop murah tak selamanya benar. Semua tergantung kebutuhan, seberapa banyak penggunaan laptop di luar komputer Desktop. "Kalau dibandingkan dengan yang branded jelas beda. Tapi lihat sisi baiknya, fitur yang didapat hampir sama kan," ujar Pian yang mengaku sering diledek teman sekantor.
Fitur yang paling disukainya adalah chatting menggunakan webcam di kamera bawaan 1.3 MB.
Selamat Datang Sahabat....
Silahkan tinggalkan komentar dan saran
Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon