“Kau
 tentu tahu, Alli. Sinar mentari tak kan meminang cahaya rembulan. 
Mentari adalah penerang siang-Nya sementara rembulan adalah mahkota 
malam-Nya. Tiada perubahan dalam sunnah-Nya, selama demikian menurut 
kehendak-Nya. Apakah mentari yang menerangimu atau rembulan yang 
menyejukkan matamu, semoga bukan sekedar itu yang kau cari. Sadarilah 
siapa Yang sebenarnya Menerangimu dan Yang sesungguhnya Menyejukkan 
matamu…”
Getar
 suara hatinya membuat Allifandra bertanya lagi, “Bukankah aku berada di
 taman bunga. Yang menjadi mahligai keindahan mawar, melati, dan sejuta 
bunga lainnya?”. Suara hati Allifandra berisyarat lagi: “Semoga engkau 
tak tergesa memetiknya. Biarkan takwa membulatkan hatimu. Hingga pada 
saat engkau memetiknya, Dia telah memetiknya untukmu karena begitu Cinta
 padamu…” 
“Karena
 mawar bukanlah melati. Meski kau tahu seluruhnya menawan, tak berarti 
kau kuasa merengkuh semua. Banyak orang berkata bahwa mawar lebih indah 
dari melati atau melati yang justru lebih indah. Semua orang bisa 
berkata apapun, tetapi hanya satu orang yang mampu menemukan keindahan 
sebenarnya. Dialah engkau yang disematkan bunga. Tak peduli apapun 
bunganya, si bunga semakin indah terlihat di dadamu…dan bunga itu pula 
yang memperindah hakikat dirimu…Alli, setiap orang semakin indah bukan 
karena bunga apa yang tersemat di dadanya, tetapi karena itulah bunga 
yang paling tepat untuknya…”
“Suara hati, seolah berat nian ungkapan-ungkapanmu, meski aku sadar begitulah seharusnya kita memahami anugerah-Nya…”Follow@Syair_Lembayung

 
.jpg)
 
Selamat Datang Sahabat....
Silahkan tinggalkan komentar dan saran
Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon