Longsor Cianjur Timbun 40 Rumah


Longsor yang terjadi di Cianjur membuat masjid dan 40 rumah tertimbun. Sudah ada 5 warga tewas yang berhasil dievakuasi, sedangkan 9 warga lainnya masih tertimbun.
Data tersebut disampaikan Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Departemen Kesehatan (PPK Depkes) Rustam S Pakaya yang disampaikan melalui pesan singkat yang di-update Jumat (14/11/2008) pukul 23.00 WIB.

Enam titik longsor Cianjur yang terletak di Desa Girimukti, Cempaka dan Desa Cibokor, Cibeber menimbulkan dua korban patah tulang.

"Sudah dirujuk ke RS Hasan Sadikin Bandung. Sedangkan rawat jalan dua orang," ujar Rustam.

Longsor ini juga menyebabkan 351 orang mengungsi ke balai desa. Depkes sudah menyerahkan langsung 50 kantong mayat, desinfektan dan sarung tangan, dengan dana operasional Rp 25 juta.

"Tidak ada maskes (masalah kesehatan)," tandas Rustam.

Hari Kamis 13 November sekitar pukul 16.00 WIB sore itu kampung Masitoh (40) di Desa Cibokor Kampung Cisaat, Cibeber, Cianjur hujan deras. Dua jam kemudian air mulai masuk ke dalam rumahnya.

Masitoh pun penasaran dengan yang terjadi di luar. Dia pun lalu keluar melihat keadaan sekeliling rumahnya. Masitoh pun terkejut melihat tanah lembah yang mengelilingi desanya mulai turun perlahan-lahan.

"Bukan saja tanah, tapi ada pohon-pohon yang ikut keseret sama tanah itu," kisah Masitoh ketika ditemui di pengungsian SMPN 3 Cibeber, Cianjur, Jumat (14/11/2008) malam.

Sontak Masitoh pun mengajak keluarganya yang ada di rumah saat itu, anaknya Milawati (6) serta satu keponakannya untuk meninggalkan rumah, menyelamatkan diri.

Masitoh hanya membawa beberapa baju saja saat itu. Tak sanggup melindungi dinginnya hawa malam di pengungsian.

Saat keluar rumah, Masitoh juga mendapati para tetangganya pontang panting melarikan diri. Rupanya, musibah tanah longsor sudah dirasakan penduduk seluruh desa.

"Longsor terjadi sekitar pukul 19.00 WIB," imbuh dia.

Menurutnya, bencana yang sama pernah terjadi 13 tahun lalu, pada 1995. "Tapi yang dulu nggak separah sekarang," kata wanita yang suaminya sedang merantau menjadi buruh di Bandung ini.

Kini Masitoh pun terpaksa tinggal di pengungsian. Entah sampai kapan. Yang penting bagi dirinya, keluarganya aman dari bencana itu.

"Ya saya belum tahu sampai kapan. Terserah kepala desanya sampai kapan. Yang penting saya bisa kembali ke desa dengan aman," tuturnya pasrah.

Masitoh yang kini menempati salah satu kelas di SMPN 3 Cibeber mengaku tidak kapok kembali ke desanya kendati rawan longsor.

"Ya mau gimana lagi, disitu kok rumahnya," jawab Masitoh.

Sementara Camat Cibeber Arif Purnama mengatakan belum tahu berapa lama warga akan diungsikan. Jalan keluar lain akan dirapatkan Arif dengan warganya.

"Kalau melihat konsidi sekarang di mana hujan terus turun, sepertinya kita akan mengambil solusi lain. Nanti kita akan bicarakan dulu dengan warga seperti apa apakah mereka nanti. Akan kembali ke sana (tempat tinggalnya) atau cari tempat tinggal yang lain," tutur Arif.

Sementara di Desa Girimukti Kampung Nyalindung, Campaka, Cianjur hampir semua rumah rata dengan tanah, dan hanya menyisakan beberapa rumah saja yang selamat. Kampung itu dikelilingi lembah perkebunan teh dan durian yang bertanah merah. (kilasberita.com/amz/dtc)




Previous
Next Post »

Selamat Datang Sahabat....
Silahkan tinggalkan komentar dan saran


Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon

Thanks for your comment